Waktu

8.26.2008



Beberapa kali aku ikut dalam pertemuan formal baik yang diadakan oleh LSM, Pihak Swasta maupun Instansi Pemerintah, ada beberapa perbedaan yang saya dapatkan. Khusus yang akan saya bahas di tulisan ini adalah soal waktu. Ngomong soal waktu, ada banyak metode untuk menjelaskannya yang tujuannya adalah bagaimana kita memanfaatkan waktu 24 Jam yang ada dengan baik.
Suatu saat saya diundang untuk menyampaikan materi tentang Studi dan Pelayanan dalam sebuah acara yang diadakan oleh Senat Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (SM-FTUH) Bidang Kerohanian pada Oktober 2006. Banyak dari peserta memberikan tanggapan yang sama bahwa mereka tahu tentang pengelolaan waktu mulai dari bangun tidur dipagi hari, apa yang mau dilakukan sepanjang hari hingga jam tidur di malam hari. Itu berarti kita telah tahu fungsi waktu dengan baik sejak masih dibangku sekolah.

Banyak orang menganggap bahwa waktu itu uang/emas yang sangat berharga, namun tidak sedikit yang menyia-nyiakan waktu mereka walaupun mereka tahu tentang berharganya waktu. Saya tidak punya banyak pengalaman tentang pengelolaan waktu, saya merekomendasikan artikel 3 Kiat Jitu Mengatur Waktu layak dibaca di www.romisatriawahono.net atau buku Menjadi Pemimpin Sejak Usia Dini oleh John C. Maxwell. Jujur saja, sampai saat ini saya belum dapat mengatur waktu dengan baik, kadang kala saya menggunakan waktu kerja untuk tidur sejenak  namun saya tidak mau mengecewakan orang lain dengan keterlambatan saya. Pirinsip saya; saya tidak mau membuat orang menunggu saya. Sebisa dan sedapat mungkin saya harus tepati waktu.
Biasanya suatu acara/kegiatan selalu terlambat karena menunggu seseorang. Banyak juga yang punya prinsip “acaranya belum mulai, jadi perginya agak lambat aja”. Prinsip ini biasanya bagi orang-orang yang sukanya duduk di bagian belakang. Mereka kurang menyadari bahwa mungkin dia yang ditunggu sehingga acaranya lambat  Perbedaan yang mencolok bahwa pada Instansi Pemerintah terlalu sering acaranya molor dibanding dengan LSM atau Swasta (maaf, ini pengalaman saya loh). Mungkin ini tidak berlaku uniform di semua instansi tapi sejujurnya, begitulah. Persoalan waktu ini terlalu kompleks untuk diuaraikan namun kita sepatutnya komitmen dengan waktu dan menghargai keberadaan orang lain. Jangan karena keterlambatan kita, kita telah mengorbankan kepentingan orang lain.
Tulisan ini sebagai akumulasi dari kekecewaan saya terhadap orang-orang yang merasa dirinya ‘pejabat’ sehingga merasa lebih penting. “Saya koq yang ditunggu jadi acaranya belum mulai”. Saat tiba kemudian mengungkapkan berbagai alasan dengan begitu bangganya… 

Bagaimana kita menghitung hari-hari ini agar kita memperoleh hati yang bijaksana? Seorang tokoh Reformed; Sthepen Tong mengatakan; ada 4 cara kita menghitung waktu kita. 1) Mengalikan/menggandakan (X) waktu yaitu melakukan beberapa pekerjaan sekaligus dalam waktu yang sama. 2) Membagi waktu (:) yaitu mengalokasikan waktu sesuai porsinya dengan baik. 3) Menambahkan waktu (+) yaitu cara berhitung anak-anak (orang muda) yang merasa bangga dengan bertambahnya usia, dan 4) Mengurangi waktu (-) yaitu cara berhitung orang dewasa/tua yang merasa semakin sedikit kesempatan dengan bertambahnya usia. Nah, cara apa yang akan kita gunakan untuk menghitung hari-hari kita? Kita tidak mungkin kembali ke masa kanak-kanak. Oleh sebab itu, kita harus bijaksana menggunakan waktu yang ada sebab kita tidak mungkin kembali ke masa yang baru kita lewati. Kesempatan hidup hanya sekali dan itupun akan berlalu, namun apa yang kita buat saat ini sangat mempengaruhi kehidupan kita di Kekekalan.

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

Recent Comments

Recent Post

Term of Use

Tulisan di Blog ini adalah benar-benar dari pengalaman dan opini pribadi. Tulisan yang lain selalu disertai sumbernya. Hal-hal yang dianggap tidak benar dan menyinggung adalah karena keterbatasan saya semata. Silahkan beri komentar, kritik, saran terhadap postingan/artikel yang saya tulis. Saya berhak untuk menghapus atau tidak menampilkan komentar Anda di blog ini. Komentar yang tercantum di blog ini adalah tanggung jawab masing-masing pemberi komentar.

 
Copyright © semmy