Batu Capeo (spanyol = topi)
Dinamakan batu Capeo (Batu Topi) karena berbentuk batu besar yang menyerupai topi, berlokasi di pantai dimana orang-orang bisa santai dan memandang metahari terbenam. Terletak diseberang museum Siwalima bisa dijangkau dengan minibus Taman Makmur atau Minibus Amahusu.
Batu Kuda
Batu Kuda terletak di desa Tulehu, sekitar 2 km dari terminal Tulehu, kearah desa tenga-tenga. Areal seluas kira-kira 2 ha yang mulai dikelola tahun 1999 oleh masyarakat setempat ini memiliki panorama alam sekitar yang indah dengan udara yang tidak terpolusi. Pantai yang berpasir putih dengan taman lautnya yang dapat dinikmati menembusi airnya yang jernih, cocok untuk kegiatan berenang, menyelam maupun memancing. Jalan menuju obyek ini beraspal dan dilengkapi kios dan rumah makan yang menyiapkan makanan kecil termasuk minuman khas kelapa muda.
Pantai Natsepa
Pantai Natsepa sangat terkenal dan digemari karena pasir putihnya yang halus dan rujaknya yang lezat. Setiap hari lubur resmi, pantai ini lebih ramai dari keliaran orang di pasar-pasar, terliahat keluarga-keluarga asik bermain dan senda gurau, banyak anak-anak yang berenang riak-riak bahkan banyak pasangan muda-mudi yang asik bercengkramah ;-) indahnya pantai Natsepa membuatnya tak pernah sepi dari berbagai acara-acara seperti ibadah pantai, latihan bela diri dan ada yang hanya sekedar rekreasi.
Salahutu
Salahutu adalah Gunung tertinggi (1.038 m) di Pulau Ambon yang merupakan salah satu obyek wisata alam yang terkenal dengan spesies anggrek alamnya, disamping berbagai jenis flora yang unik dan khas. Gunung Salahutu terletak dikecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, satu kecamatan yang namanya mengikuti nama gunung ini. Karena potensi geothermalnya, maka disekitar Gunung Salahutu, banyak terdapat sumber air panas hingga di tepi laut yang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat menjadi kolam pemandian yang menarik. Salahutu adalah gunung yang memiliki berbagai keunggulan untuk didaki.
Patung Marta Christina Tiahahu
Patriot Kemerdekaan Marta Christina Tiahahu adalah seorang pahlawan perempuan nasional di Indonesia. Ia berjuang mendampingi ayahnya untuk mengusir kolonial Belanda di Nusantara. Dari atas tugu ini kdapat melihat panorama indah Kota Ambon, teluk Blue Amboina dan Bukit Jazirah Leihitu.
Tanjung Setan
Tanjung Setan merupakan salah satu titik terbaik untuk penyelam, dimana keindahan terumbu karang dapat dinikmati. Terletak di desa Morela , sebelah utara Pulau Ambon.
Pantai Naku
Di desa Naku ini ada pantai yang indah dipinggiran Laut Banda dengan air yang jernih, tempat yang ideal untuk berjemur, berenang,menyelam dan berselancar. Disekitar pantai ini ada Anihang, air terjun setinggi 15 m. Juga ada gua yang dinamakan Liang Kupang, berlokasi di Tanjung Kecil, yang merupakan tempat bersembunyi bagi tentara pada PD II. Tulang – tulang manusia ditemukan di gua ini. Setiap tahunnya desa ini dibersihkan dengan acara tradisional. Peristiwa lain yang menarik adalah upacara pernikahan , penobatan Raja. Pada malam hari “antar sontong” oleh para nelayan sangat menarikuntuk bergabung. Dengan menggunakan kano dan lantera minyak tanah, dari laut yang dalam, membangkitkan cumi – cumi untuk mengikuti nyala lantera dan mendekat ketepi laut dimana orang – orang sedang menunggu untuk menimba mereka.
Pantai Honimua
Honimua terletak di Jazirah Hitu, Pulau Ambon. Terbentang pasir putih sepanjang 4 km dengan airnya yang sangat jernih untuk berenang. Untuk mencapai pantai ini bisa menggunakan bis trayek Ambon-Liang.
Pintu Kota
Pintu Kota merupakan suatu obyek wisata alam, terletak di desa Airlow dan desa seri di bagian selatan Pulau Ambon, yang dikelola oleh masyarakat setempat secara kekeluargaan. Benda unik berbentuk ”gapura” yang sangat indah untuk diabadikan ini , terbentuk dari tebing karang terjal, yang sebahagiannya tertutup air laut dikala air pasang, dan terbuka disaat air surut, seakan siap menyambut tamu. Hal ini menjadikan obyek wisata ini ramai dikunjungi khususnya para generasi muda, yang senang berpetualang, dan hiking melewati jalan setepakyang tersedia menuju apa yang dinamakan “Pintu Kota”. Ada pula jalan setapak lain menuju keatas Pintu Kota untuk menikmati pemandangan alam Laut Banda yang terkenal sebagai salah satu laut yang terdalam di dunia. Makanan kecil seperti rujak, pisang goreng, sukun goreng dan kelapa muda tersedia disini dengan harga terjangkau. Makanan khas seperti ikan bakar, papeda, colo- colo dan teh halia harus dipesan sebelumnya. Jarak Pintu Kota dari pusat kota = 17 km dapat dicapai dengan kendaraan roda dua maupun empat dalam waktu ± 45 menit.
Air Panas Hutuasa
Desa berikutnya, adalah Tulehu, suatu desa adat, dan sekaligus ibu kota kecamatan Salahutu, ± 25 km dari Ambon dimana beberapa sumber air panas, dan sebuah kolam ikan air tawar dapat dikunjungi sebagai kota pelabuhan, Penduduk Tulehu terdiri dari penduduk asli setempat yang biasa di sebut orang Tulehu dan kaum pendatang. Beberapa marga asal Tulehu adalah marga Ohorella, Lestaluhu, Nahumarury, Tehupelasuri dan lain – lain. Bahasa yang digunakan adalah bahasa daerah setempat dan bahasa Indonesia yang dikuasi seluruh masyarakat. Obyek – obyek wisata di Tulehu, dapat dikunjungi pada hari libur maupun hari – hari biasa antara lain obyek wisata Air Panas Hutuasa dan obyek wisata kolam air tawar yang biasa dikenal dengan sebutan Wailatu. Air panas Hutuasa terletak 2 km dari terminal Tulehu. Tempat ini merupakan salah satu sumber air panas yang cukup menarik untuk dikunjungi. Obyek wisata ini dikembangkan penduduk setempat saejak tahun 1996 dan ramai dikunjungi baik pada hari – hari libur maupun pada hari – hari biasa. Suhu aoir panasnya sekitar 500 C – 800 C. Konon, air panasnya dapat menyembuhkan penyakit rematik dan penyakit kulit. Panoramanya indah dan sejuk.
Kolam Air Wailatu
Obyek wisata ini terletak di pusat desa Tulehu. Pada kolam seluas ±1.500 m2 ini, yang airnya dimanfaatkan masyarakat untuk mandi dan cuci, hidup sejumlah belut berukuran besar yang menarik pengunjung untuk melihat atraksi pemberian makan oleh penduduk setempat. Hal-hal yang dapat dilihat dan dinikmati antara lain ikan yang berasal dari laut yang dapat hidup bersama dengan belut sepanjang 1-1,5 m dan berdiameter ± 10 cm. Belut ini akan keluar dari kolam persembunyiannya apabila diberi makan.
Atraksi Pukul Sapu
Atraksi Pukul Sapu merupakan salah satu atraksi yang secara rutinitas dijadwalkan pelaksanaannya setiap tahun, pada 7 hari sesudah Hari Raya Idhul Fitri. Atraksi ini diawali dengan pelaksanaan upacara adat yang dilakukan oleh Pemuka – pemuka Adat dari kedua desa ini. Kemudian berkumpul pemuda – pemuda dari Desa Mamala dan Desa Morela, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah dilapangan desa masing – masing. Pemuda – pemuda tersebut saling memukul dengan mempergunakan sapu lidi sampai mereka terluka. Sesudah itu mereka mengoles luka – luka tersebut dengan mempergunakan minyak obat khusus yang dibuat dari minyak kelapa, sehingga luka – luka tersebut menjadi sembuh.
Atraksi Bambu Gila
Atraksi Bambu Gila (konon berasal dari desa halong) merupakan salah satu atraksi wisata yang sangat menarik perhatian wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara. Atraksi ini diawali dengan pembacaan mantera oleh Pawang dan kemudian Pawang meniup mantera kedalam bambu, sehingga bambu memiliki kekuatan, sehingga reaksi dari bambu tersebut seperti bambu gila.
Di pulau Ambon juga terdapat sebuah gedung gereja tua tepatnya di desa Hila (gereja ini sempat menjadi korban dalam konflik sosial tahun 1999)
Tag Cloud
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
VIDEO
Live Traffic
Beta Pung Tamang
Recent Readers
Berwisata di Ambon (2)
8.16.2008
at 15:44
Labels: Ambon, Pariwisata
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment