Program pengelolaan sampah yang berkelanjutan yang telah dan sementara berjalan di kota Ambon [baca: Penanganan Sampah Kota Ambon (1), Penanganan Sampah Kota Ambon (2), Penanganan Sampah Kota Ambon (3)] merupakan salah satu program utama untuk mendukung pelestarian ekosistem yang perlu dijaga terutama dalam rangka pengembangan pariwisata Kota Ambon.
Ekosistem pulau Ambon, merupakan suatu ekosistem yang unik yang didukung oleh obyek sejarah dan budaya yang apabila dikelola secara terpadu dapat menjadi suatu destinasi pariwisata yang sangat menarik. Ekosistem pulau Ambon mempersembahkan jasa lingkungan seperti coastal ecosystem, coral reefs, marine species, di samping mangrove dan tropical foresty yang yang dapat dijadikan sebagai obyek wisata terpadu antara obyek wisata marine dan obyek agrowisata.
Dalam rangka menjaga ekosistem pulau Ambon, melalui program Peace Through Development telah berhasil diciptakan integrasi sosial diantara 14 desa / negeri di pesisir teluk Ambon melalui revitalisasi perangkat adat kewang dengan pendekatan kearifan lokal (sasi) yang secara bersama bertekad melindungi keberadaan hutan mangrove seluas 69.3 Ha di pesisir teluk dalam pulau Ambon. Kawasan ini direncanakan berfungsi sebagai kawasan konservasi demi menjamin keberlanjutan tersedianya potensi sumber daya pesisir, pengurangan resiko bencana (tsunami), sebagai obyek penelitian dan dapat juga dijadikan sebagaii suatu obyek wisata yang menunjang pengembangan kota Ambon dengan konsep Water Front City. Aturan adat untuk melindungi kawasan ini telah disusun, dan direncanakan untuk diusulkan menjadi suatu peraturan daerah (Perda) kota Ambon.
Beberapa perencanaan kawasan wisata telah disusun, namun belum dikemas melalui suatu perencanaan yang terpadu untuk dapat ditangani secara lebih terstruktur dan sistematis terutama dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah, swasta maupun pihak masyarakat. Dalam kaitan dengan hal tersebut, PTD Provinsi Maluku memandang perlu adanya suatu Workshop yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan di Kota Ambon dan Kabupaten Maluku Tengah untuk melihat berbagai permasalahan pengembangan kepariwisataan yang ada secara obyektif dan komprehensif serta rencana pengembangan ke depan termasuk rencana kawasan mangrove sebagai suatu obyek wisata.
Oleh karena itu, rencana pengembangan obyek-obyek wisata dan kepariwisataan ini perlu dipresentasikan dalam suatu Lokakarya Multi-Stakeholder sehingga dapat dijadikan masukan bahan diskusi bagi para pemangku kepentingan dalam menjawab beberapa pertanyaan mendasar seperti :
Kegiatan Workshop ini diadakan dengan tujuan :
Lesson learned
Bekerja sama dengan Laboratorium Perencanaan Hutan Fakultas Pertanian Universitas Pattimura, Lokakarya Multi-Stakeholder ini telah berlangsung. Setelah melalui beberapa tahapan dalam workshop selama 2 hari, ada beberapa pembelajaran penting yang dapat diambil dari keseluruhan proses yang dilalui yaitu :
Tag Cloud
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
VIDEO
Live Traffic
Beta Pung Tamang
Recent Readers
Pariwisata Ekosistem Pulau Ambon
3.30.2010
at 11:17
Labels: 17-18 April 2010, Ambon, KumKum, Pariwisata
blog comments powered by Disqus